Pages

Saturday, November 28, 2009

Tatkala hati membeku

Pernahkah kita merenung,
sudah berapa kali kita pernah menangis,
kerana takut dan mengharap
pada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
merasa ngeri ketika ingat nerakanya,
atau terkenang dengan beratnya dosa
yang pernah kita lakukan?

Sudah berapa kali solat yang kita
kerjakan dapat kita nikmati
kerana kita mampu merenungi
makna-makna ayat-ayat Al-Qur'an yang
kita baca?
'Itu tentunya sangat susah sekali!'
mungkin itulah jawapan sebahagian dari
kita.
Pernahkah kita berfikir,
sebab mengapa sulit sekali untuk
menghampiri-Nya?
Penyebabnya tidak lain adalah bekunya
hati kita yang menyebabkan kita sulit
untuk mengalirkan air mata keinsafan
serta tidak pernah khusyuk dalam shalat.
Berikut ini adalah beberapa penyebab
kebekuan hati yang kita alami. Sehingga
kalau kita sudah mengetahui penyebabnya,
kita bisa mengubati hati kita yang sudah
terlanjur oleh pembawaan duniawi.
1. Bergaul yang tidak Berfaedah.
Kawan sebaya punya pengaruh yang
signifikan pada diri kita. Dia akan
memberikan warna dalam keperibadian kita.

Nabi shalallahu 'alaihi wassalam memberi
perumpamaan.
Teman yang tidak baik itu seperti tukang
besi, andai tidak terbakarpun, paling
kurang pun, mahu tidak mahu pasti
pendampingnya mendapatkan udara yang panas.

Manakala teman yang baik itu ibarat
penjual wangi-wangian,
semerbak harumnya turut berpindah pada
diri temannya.

Kerana itu kita harus mampu
mengendalikan diri dengan baik agar
tidak terjebak dalam pergaulan yang
tidak bermanfaat, maka hampirilah teman
yang bersosial dengan baik, seiring
kehendak Allah Ta'ala.

2. Berbicara yang tidak Perlu.
Sering sekali kita membicarakan hal-hal
yang kadang-kadang tidak ada manfaatnya,
baik untuk dunia maupun akhirat kita.
Hati-hati dengan lisan kita, salah
bicara urusannya sia-sia. Apakah kita
lupa bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala
telah memberikan lidah hanya satu dan
telinga ada dua, dengan tujuan yaitu
supaya kita lebih banyak diam untuk
mendengar daripada bicara.

Namun kita sangat sering melupakan hal
ini apalagi kalau sedang asyik
berbicara, kita lupa untuk mendengar.
Jadi perlu dijaga kata-kata agar tidak
sia-sia. Karena itu kebiasaan
bergosip/mengumpat/ghibah mesti
dikurangi sedikit-sedikit hingga
akhirnya dibuang terus.

3. Memandang Yang tidak Perlu.
Tidak mengawal pandangan akan
menimbulkan tiga akibat negatif iaitu;
terkena panahan iblis yang beracun. Oleh
kerana itu Nabi menyatakan, yang ertinya:

"Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena
Allah maka Allah akan menggantinya
dengan yang lebih baik." (HR: Ahmad).

Syaitan masuk seiring pandangan untuk
menyalakan api syahwat. Membuat hati
lupa dan menyibukkannya sehingga
terjerumus ke dalam mengikuti hawa nafsu
dan kelalaian.

4. Berlebih-lebihan dalam Makan.
Imam Syafi'i rahimahullah mengatakan:

"Selama 16 tahun aku hanya pernah
kenyang sekali saja,
yang akhirnya kumuntahkan. Kerana
kenyang itu membuat badan terasa berat,
hati menjadi keras, kepandaian menjadi
hilang, menyebabkan ngantuk dan membuat
orang lemah dalam beribadah."
(Diwan Imam Syafi'I hal. 14).

Sehingga makan itu biarlah sekadarnya
saja, kalau bisa jangan sampai terlalu
kekenyangan. Tidak sihat dan membenihkan
kemalasan.

5. Tidur yang Berlebihan.
Cuba kita renungkan sabda Nabi
shalallahu'alaihi wa salam tentang orang
yang tidur satu malam penuh,
bangun-bangun sudah pagi terik tanpa
solat malam (dan solat subuh),

"Itulah orang yang telinganya atau kedua
telinganya dikencingi syaitan." (HR:
Bukhari dan Muslim).

6. Merendah-rendahkan kedudukan ulama.
Sedangkan Allahlah yang meninggikan
darjat orang-orang yang berilmu.

Perlecehan atau perbuatan
memburuk-burukkan orang lain amat
dibenci Allah, apalagi jika perbuatan
ini ditujukan pada orang-orang yang
berilmu yang dekat di sisi-Nya.

7. Tidak Membaca Al Qur'an dengan
Merenungi Maknanya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
yang ertinya:

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Al Quran
atau adakah hati mereka yang terkunci?"
(QS: Muhammad: 24).

Orang yang tidak merenungi ayat–ayat Al
Qur'an, tidak hanya satu atau dua
halangan yang mengunci hatinya. Bahkan
dalam hati tersebut terdapat banyak
penghadangnya, yang hanya dapat dibuka
satu-satu apabila kembali merenungi
maksud dan mentadabburi al-Qur'an.

8. Tidak Merenungi Kematian, Alam Kubur,
Syurga, dan Neraka.
Nabi menganjurkan kita untuk menziarahi
kubur, agar kita teringat akan akhirat.
Nabi juga memerintahkan untuk banyak
mengingat kematian yang merupakan
penamat kesenangan hidup. (HR: Abu Daud).

Mengapa? Karena mengingat mati adalah
pendorong kuat untuk beramal soleh yang
ada dalam diri orang beriman.

9. Tidak Mengkaji Kehidupan Umat
Terdahulu Yang Soleh (Sahabat dan 2
Generasi Setelahnya).
Mereka merupakan manusia terbaik yang
dekat dengan masa kenabian.

Seluruh keutamaan terkumpul dalam diri
mereka.

Lihatlah kekhusyukan mereka dalam solat,
solat malam mereka, solat berjamaah mereka,
bakti mereka kepada orang tua, zuhud
mereka,
keteguhan mereka dalam mencari ilmu, dan
sebagainya.

Siapalah kita dibandingkan mereka?
Itulah kesimpulannya.

Kerana kurang mengetahui kehidupan mereka,
maka hati kita jadi keras, sombong,
ujub, sudah merasa
cukup beramal dan berjasa besar terhadap
Islam.

Akhir kalam,
mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala
cairkan hati-hati kita yang mulai membeku
kerana Dialah yang menguasai hati-hati
hamba-Nya.


Wallahu'alam.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...